Whoever me, Whatever me, and Whenever me. I'm the only one and just one of "me".

Jumat, 09 Januari 2015

Ngesot Dulu Ke Gunung Kidul

00.18 Posted by Tiara Putri , , 16 comments
Dari Ambarawa saya lanjut ke Magelang untuk nganterin printer dan meja ke tempatnya Syifa, adek saya. Disitu Syifa curhat soal pengen maen tapi banyak kendalanya, yaudah saya ajak pergi main, awalnya mau kemah, tapi kalau pergi Minggu, hari Senin pukul 08:00 sudah harus di Magelang lagi, karena Udzma, teman Syifa mau ada tes, akhirnya diputuskanlah kami pergi mainnya ke Gunung Kidul, Yogyakarta aja, tepatnya ke Goa Pindul dan pulangnya ke Puthuk Setumbu, bukit di Magelang yang bisa lihat sunset dan Candi Borobudur dari ketinggian.

Hari Minggu, 5 Januari 2014, saya berangkat sekitar jam setengah tujuh dari Semarang. Di Magelang, saya ketemuan di Rindam sekalian sarapan dulu, jam sembilan berangkat deh menuju Gunung Kidul. Beruntung sekali cuaca hari itu cerah.

Memasuki daerah Gunung Kidul, Ardiyan bertanya ke saya apa Syifa dan Udzma punya SIM, karena daerah Wonosari itu rawan razia, dihlala bener aja dong, ngelewatin Bukit Bintang, motor Syifa diberhentiin sama Polisi, katanya melanggar marka jalan, di garis tak terputus mereka nyalip, untungnya STNK dan SIM ada jadi gg kena dobel, tapi tetep aja malesin.

Tapi enggak jadi ditilang sih, kami dilepas gitu aja, polisinya males kali ya karena saya bersikeras kalau ditilang, saya mau yang bayar langsung via BRI, tapi penjelasan teknisnya tuh muter sana muter sini deh, ah urusan pelayanan masyarakat masih ribet, selalu begitu, niatnya mempermudah yang ada malah masyarakat dibuat pusing.

Yaudah deh kami cabut, ngikutin guide yang pas lagi awal tilang dipanggilin polisinya pas tahu kami mau ke Pindul.


Saya jadi agak emosi kalau inget cerita itu, bentar saya senyum dulu *senyum*. Oke kami melanjutkan perjalanan. Jadi masuk Gunung Kidul, sepanjang jalan akan menemui tulisan "Informasi Goa Pindul", "Antar Gratis Goa Pindul", "Penjemputan Tamu Goa Pindul" dll gitu. Jadi memang biaya antarnya gratis, karena masing-masing pengantar



Perjalanan kami mengikuti guide antar ini jauuuuh sekali, rasanya perjalanan Magelang - Gunung Kidul lebih deket dibanding perjalanan Bukit Bintang - Goa Pindul. Mana jalannya tuh kanan-kiri hutan, enggak ada petunjuk jalannya, udah kepikiran gimana nanti pas pulang bisa nemu jalannya apa enggak hhehhe.


Akhirnya sampai juga di lokasi, langsung dikasih tahu ada paket apa aja. Paket Tubing Goa Pindul Rp 35.000/orang, rafting sungai oya Rp 45.000/orang dan caving Goa Gelatik Rp 30.000/orang. Kami pilih paket tubing sama rafting, jadi per orang bayar Rp 80.000. Pas mau bayar, uang kami pas-pasan banget, mana enggak bisa pake kartu debit, karena takutnya ada apa-apa di jalan kalau enggak megang uang cash. Eh malahan sama pemiliknya ditawarin pembayaran via transfer, untungnya Syifa udah ngaktifin mobile banking-nya. 


Setelah bayar, kami ganti baju dan sholat dzuhur dulu. Disini udah enak, kamar mandinya banyaaak banget dan murah, biaya BAK dan ganti baju Rp 1000, untuk mandi Rp 2000. 


Sudah selesai kami langsung ke loket lagi karena sudah dipanggil-panggil, jadi kalau sudah bayar nanti nunggu dipanggil, setiap tim nanti dapat satu guide. Benar kata pengantar kami, kalau kantornya dia lokasinya deket Goa Pindul yang memang terletak di belakangnya meskipun harus jalan sekitar lima menitan sambil bawa ban.


Ada kejadian yang cukup menyebalkan, jadi saya minta Ardiyan bawa housing, dibawa sih tapi lupa di setting untuk kamera saya, jadinya gg kepake housing-nya dan untuk menghindari kena air, kamera digital saya dimasukin ke plastik es, duh gg bagus banget deh.


Setelah membungkus kamera dengan plastik, kami mulai mengantri di mulut gua, iya ngantri, udah panjang mengular aja antrian masuk guanya, tapi kata guide-nya sih itu belum apa-apa, karena beberapa hari sebelumnya yang notabene libur panjang, orang musti antri sampai dua jam untuk bisa masuk ke Goa Pindul.


Pas mulai masuk goa-nya, guide kami (hmm kalau gg salah namanya mas Suryono) mulai memberikan keterangan mengenai Goa Pindul, sejarahnya, lalu kuliah singkat mengenai bebatuan dan fauna penghuni Goa.


Guide kami ini lucu loh, jadi muka dan intonasinya tuh serius dan datar, eh ternyata ngelucu, gubrak momen banget deh, kayak semacam ini deh,
S : Jadi pilar gamelan ini kalau dipukul 12x nanti bisa terdengar 2 suara
K : Hah? Iya mas ? suara apa tuh ?
S : Iya suara pilarnya yang seperti gamelan dan suara guide-nya yang kesakitan.


Sepengamatan saya, guide disini sepertinya sudah diberi pelatihan kepemanduwisataan, jadi ada inisiatif untuk mengambil foto pelanggan, penjelasannya juga lengkap terlebih lucu-lucu juga sesuai dengan karakter dan pembawaan masing-masing.


Memasuki Zona Gelap Abadi, dimana cahaya matahari sudah tidak mencapai bagian ini, seharusnya ada semacam ritual, dimana guide akan mematikan lampu lalu meminta peserta untuk merenung dan mensyukuri nikmat penglihatan, karena pada zona gelap abadi ini gelap total, tangan depan muka pun enggak bakalan kelihatan, cuma karena ya macet dan banyak banget pengunjung ya enggak bisa dilaksanain ritualnya.



Sebenernya perihal macet di dalam Goa ini ada untungnya juga loh, karena biasanya paket Tubing Goa Pindul itu paling cuma 15 - 25 menit, tapi kalau macet bisa lebih dari itu. Enggak untungnya penjelasan guidenya jadi kurang maksimal, gitu kata guide-nya kami.


Selesai di Goa Pindul, kami kembali ke loket untuk melakukan paket Rafting Sungai Oya. Jadi ban sama peserta diangkat pake mobil bak terbuka ke sungai yang jaraknya juga enggak terlalu jauh dari loket.


Lalu kami turun dari mobil bak sambil angkat ban masing-masing, terus jalan menuju poin awal pengarungan. Kami kira turun dari mobil langsung mulai, tapi kata guide-nya jalur itu khusus kepemanduan, bukan untuk peserta umum, terlalu bahaya katanya.


Terus kami menyeberang sungai sedikit, awalnya pemandu nunggu di bawah jeram, hlaa mau arung jeram tapi jeramnya malah dilewatin, gg afdol dong ya, jadi kami minta mulai dari atas jeram. Untungnya kami minta dari atas jeram, karena sepanjang pengarungan, itu satu-satunya jeram yang kami lewati, sisanya ngikut arus sungai yang lambat.


Di tengah arung sungai ini, kami berhenti di satu titik dimana ada batu tinggi dan air terjun. Nah para pemandu mendorong para peserta untuk lompat dari batu setinggi kurang lebih 2 - 3 meter dari permukaan air, sampai ngantri mau loncat aja.


Kami cukup lama di air terjun, karena teman-teman pada loncat lagi, kecuali saya emang, karena lemah jantung saya ini, gg suka sama yang bikin jantung ketinggalan hhehhe. Lalu kami melanjutkan hanyut sekitar 500 meter sudah sampai di akhir, beli cimol langsung diangkut lagi ke loket. Kami mulai sekitar pukul 12:30 dan semua kegiatan usai pukul 15:00, enggak kerasa waktu berlalu dengan cepat. 

Well, wisata Goa Pindul ini lumayanlah meskipun biasa aja menurut gw yang pernah ke goa vertikal (padahal baru dua kali tapi sombong hhohho) tapi bisa nambah ilmu juga, sedikit saran yang mau ke Goa Pindul :
  1. Bawa surat berkendaraan yang lengkap, patuhi aturan terutama di belokan, banyak cerita tilang di Wonosari
  2. Pengantar tamu di sepanjang perjalanan menuju Goa Pindul memang gratis, tapi enggak ada salahnya untuk bertanya, ada biaya antar atau enggak, daripada apes kebagian yang gg gratis
  3. Bawa uang cash, karena belum menerima pembayaran menggunakan kartu kredit atau debit.
  4. Minimal berempat, ini pendapat saya pribadi sih karena tempat ini asiknya memang rame-rame, berduaan doang nanti pemandu jadi orang ketiganya hhohho.
Lalu kami meneruskan perjalanan menuju pantaaaai.
xxxChuu original by ra~ccon.

Selasa, 06 Januari 2015

Berburu Tiket Lokomotif Diesel Gerbong Kayu

14.31 Posted by Tiara Putri , 7 comments
Halo 2015, be nice to me hhehhe. Alhamdulillah masih dikasih umur untuk menulis dan horeee ini tulisan pertama saya di 2015, tapi ada sedihnya juga, pas moderasi komentar gg sengaja malah klik delete, hhuhhu kehapus deh beberapa komentar, cari cara sana-sini di google gg dapet, hhuhhu yaudah deh move on aja dengan pertanyaan, "Tahun baruaan kemana?", yah saya mah bobo cantik di kosan hhehhe, karena memang sudah merencanakan untuk pergi mainnya lewat dari malam tahun barunya, ngebayangin macetnya aja udah gg mampu apalagi kalau sampai kejebak.


Baru tanggal empatnya saya pergi. Jadi suatu hari doski bilang kalau lagi ada promo naik kereta kayu di Ambarawa, per orang bayar Rp 50.000 untuk menikmati perjalanan sejauh 7 km, katanya sih bagus apalagi pas lewat Rawa Peningnya. Sehari ada empat kali jadwal keberangkatan keretanya, pukul 09;00, 11:00, 13:00, 14:00, kan lumayan tuh soalnya saya juga pernah liat liputan di TV kalau untuk menikmati perjalanan dengan lokomotif diesel dan gerbong kayu ini hanya menerima carteran, biayanya Rp 5.000.000 untuk sekali perjalanan.


Oke deh setelah beberapa kali atur jadwal, kami merencanakan pergi tanggal 4 Januari 2015. Rencana pergi jam 08:00, tapi karena pagi itu dingin banget bikin males beranjak apalagi untuk mandi, jadilah berangkat pukul 10:00. Dihlala, sampai Ambarawa udah rame banget, saya langsung sigap beli tiket masuk Rp 10.000/orang terus jalan cepat ke loket pembelian tiket kereta yang terletak di Museum-nya. Muheee, Janggut Merlin, antriannya panjang bangeeet, udah kayak antrian yang mau mudik lebaran deh, itu kami antri pun tiket keberangkatan untuk jam 13:00 udah habis.

ini masih ada ekornya, belum semua antriannya terfoto

Antriannya lama banget majunya, karena satu orang bisa maksimal membeli empat tiket dan transaksinya menunjukan KTP, persis kayak beli tiket kereta komersil gitu. Udah mulai pesimis kan, yaudah saya samperin satpamnya,
T : Maaf pak ini kan tiket jam 13:00 udah habis, saran saya untuk tiket jam 14:00 ini yang antri dikasih tau tinggal berapa tiket tersedia, biar gg lama antri taunya gg dapet
S : Iya mbak, ini untuk yang jam 14:00 baru dibuka jadi masih kok, 120 tiket duduk dan 30 tiket berdiri, ini kalau masing-masing beli empat tiket, kemungkinan sampai bapak yang pake baju hijau.


Hadeuh busyeeet, bapak baju hijau aja masih jauh dari tempat saya berdiri, yasudah deh tuh saya balik lagi ngantri, gg lama bapak satpamnya nanyain satu persatu yang antri dari depan masing-masing beli berapa tiket, nah dari situ ketahuan deh secara pasti saya gg kebagian tiket hhuhhu.

gerbong kayu ala gadis-dengan-rok-mekar menanti diselamatkan koboi berkuda putih

Saya langsung ke luar antrian begitu tau gg dapet dan gg berapa lama antrian di belakang orang terakhir yang disebut Pak Satpam juga bubar. Daripada sia-sia, akhirnya saya menikmati Museum-nya aja sambil foto-foto. Jadi Museum Kereta Api memang khusus dibuka saat promo kereta saja karena masih dalam perbaikan. Disana banyak lokomotif jadul yang kalau menurut saya malah terlihat gagah seperti di film koboi Amerika


Yah perjalanan ke Museum Kereta Api Ambarawa meskipun mengecewakan karena agenda utamanya gg tercapai, tetep seru, karena foto-fotonya bagus hhehe bangunan Museumnya gaya kolonial Belanda, persis seperti Lawang Sewu, Stasiun Tawang dan Stasiun Poncol yang atapnya tinggi dan banyak jendela besarnya.

kunci Inggris yang besaaaaar sekali

ganteng banget gg sih :)



Katanya sih tahun depan Museumnya dibuka untuk umum, yah semoga aja perjalanan menggunakan lokomotif diesel dan gerbong kayu-nya dibuat rutin jadi gg usah ngantri tiket macam mau pergi mudik lebaran. Semoga juga sistem penjualan tiketnya dipermudah, gerbong kayunya juga ditambah biar sekali jalan gg cuma 150 orang saja yang terangkut, karena sepertinya animo masyarakat cukup besar untuk menikmati perjalanan ini.
xxxChuu original by ra~cc0n.