Jadi
salah satu alasan utama saya sempat vakum menulis blog tidak lain dan tidak
bukan adalah sekarang saya sudah bekerja, sudah lepas dari status mahasiswa dan
harus memasuki dunia orang dewasa dengan segala tikungannya.
Saya
lulus kuliah sebenarnya sih pada September 2014, namun karena dosen pembimbing
saya itu luar biasa sekali, saya jadi telat daftar wisuda di periode akhir
tahun 2014 itu dan akhirnya daftar untuk periode Januari 2015.
Pasca
sidang tuh ya masih sering saya main kesana kemari, hidup masih berasa bebas
tanpa tanggungan. Barulah pasca wisuda jreng jreng jeeeng saya merasa kehidupan
yang sebenarnya dimulai. Bener deh, kuliah itu gampang bangetlah kalau harus
dibandingkan dengan perjuangan fisik dan mental mencari kerja. Saya melalui
sepanjang tahun 2015 dengan semangat yang naik turun disertai air mata yang
sudah bergalon-galon kali itu kalau dikumpulkan, bahkan saat saya sudah dapat
kerja sekalipun loh.
Pada
akhirnya badai pasti berlalu kan *ecielaah* dan setelah terbit matahari memang
baru akan terasa bahwa badai yang tidak membunuh kita, sebenarnya menempa aja,
bikin kita kuat. Nah, pada titik ini, saya sudah bisa sedikitnya mengambil
makna dari proses pencarian kerja kemarin, kalau dirangkum seperti inilah ya.
picture from here |
1. Keep your expectation low ...
Saat menjelang lulus, saya berkali-kali diperingati oleh senior saya, bahwa fresh graduate S1 itu bukan dewa, jadi jangan memiliki ekpestasi yang tinggi terhadap pekerjaan dan gaji yang akan didapat. Jika ternyata mendapat pekerjaan idaman dengan gaji mentereng, bisa jadi karena punya skill yang bikin silau atau sederhananya ya memang rezekinya begitu.
2. ... and your skill high.
Mengenai
peningkatan skill ini harus disadari sejak dini, sejak memutuskan apakah setelah
lulus kuliah akan meneruskan kuliah lagi atau bekerja, karena tentunya akan
membuat kita fokus terhadap kemampuan-kemampuan yang akan ditingkatkan. Kuliah
memang zamannya kita bebas ya, tapi jangan sampai lupa bahwa masih ada masa
depan yang harus dipersiapkan. Contohnya nih saya menyesal ketika lulus kuliah,
kok pas kuliah enggak nerusin les bahasa Jepang, enggak ikut ini, enggak ikut
itu karena saya merasa jika pas kuliah saya memberi sedikit fokus pada minat
saya, kedepannya itu bisa menjadi nilai tambah buat saya.
3. Yakin akan kemampuan diri sendiri.
Saya
sempat mengalami fase mogok cari kerja, karena saya merasa saya selalu gagal
dalam TPA, saya jadi agak takut-takut gitu datang tes. Syukurlah ketika saya
memberanikan diri, saya bertemu dengan lulusan Psikologi yang menyemangati
saya, bahwa TPA tidak membuktikan kemampuan kita, tapi perusahaan yang belum
cocok dengan kita. Jadi gagal bukan berarti ketidakmampuan, tapi lebih kepada
ketidakcocokan, catet bos.
4.
Everything
happen for a reason
picture from here |
Ini
berasa banget sama saya. Kalau saya mengingat-ngingat kembali, saya merasa,
saya mendapat pekerjaan yang sekarang karena sudah ditempa di pekerjaan
pertama. Jadi ketika saya dapat kerja di bulan April 2015, saya memutuskan
yasudah ambil saja dulu, untuk pengalaman. Tapi saya tidak nyaman bekerja
disitu, hampir setiap pulang kerja saya menangis, karena di kantor saya merasa
di MOS macam dimarahi di depan orang-orang dari 3 departemen, disebut tukang
ngarang ditambah harga diri saya perlahan terusik, ketika saya merasa saya
punya kemampuan namun pekerjaan utama saya fotocopy dan mengarsipkan dokumen,
Celana Merlin, itu sih kerjaan saya pas magang dulu. Pada akhirnya,
setelah sebelas bulan, saya memutuskan untuk berdamai dengan diri sendiri,
untuk menerima, eh saya diterima di perusahaan saya yang sekarang, yang tentunya
lebih baik dari banyak hal. Sekarang saya paham mengapa Allah, membawa saya ke
perusahaan pertama, karena memang saya membutuhkan pengalaman dan pelajarannya. Mungkin Allah bilang, “mental kamu butuh ditempa dan kamu
harus mulai belajar mengenal emosimu”.
5.
Berdoa.
Ini
klise, tapi ya memang begitu adanya. Proses mencari kerja harus dibarengi
dengan doa yang kuat. Kita tidak tahu seberapa kuat teman-teman yang mendapat
pekerjaan duluan berdoa. Berdoa juga bisa menjaga level kewarasan, meyakinkan
bahwa ada Allah yang Maha Merencanakan dan Ia mendengar doa-doa kita. Bisa jadi
kita belum dapat kerjaan ya semata-mata karena belum rezekinya saja.
6.
Berolahraga
Sambil
berdoa dan berusaha, isi hari dengan kegiatan bermanfaat, saya sih menyarankan
berolahraga karena saya merasa dengan berolahraga pikiran lebih bisa berpikir
positif. Tubuh juga jadi bugar untuk antri masuk Jobfair atau pergi wawancara
di luar kota hhehhe.
7.
Minta Restu
Orangtua
Menyoal
restu orangtua, yah yang namanya orangtua pasti kasih restu ya, tapi ada
kalanya orangtua juga kurang setuju dengan pilihan kerja kita, jadi bicarakan
jenis pekerjaan yang kita lamar dan minta restu orangtua. Ini pernah saya
alami, ketika orangtua saya kurang menyetujui saya untuk bekerja di bidang
perbankan, saya tetap pergi sih, tapi sikap dan nasihat mama saya menyiratkan
lebih baik cari di bidang lain saja, nah mungkin itu salah satu sebab saya
tidak diterima di bank atau ya karena saya kurang cakap saja untuk berkerja
disana hhohho.
picture from here |
Kalau kata Steve Jobs mah, Life is about connecting the dots, kita baru bisa memahami atau menyambungkan titik-titik dalam hidup kita, setelah kita berhasil melewatinya, just keep believing. Cheers.
xxxChuu original by ra~ccon.
iya nayri kerjaan itu emang kayak nyari jodoh. gampang2 susah. hehehe.
BalasHapusbuat para mahasiswa sebaiknya mulai nyari kerjaan sebelum bener2 lulus biar pas lulus udah langsung ada kerjaan...
Ne chaaannn Ganbattee !
BalasHapusAku dulu belum sempat ngerasain sih kakk. Soalnya menjelang wisuda udah ditembak sama kaprodi ku untuk jadi asistennya. Terus lepas dari sana aku kuliah S2.
Palingan kalau udah wisuda lagi nanti deh, baru bakal ngerasain struggle nya nyari kerja beneran -___-
I AM NOT SO READY :'(
Btw thank you tips nya kakkkk
BalasHapus*noted*
apa kabarnya?
BalasHapuskerja dimana sekarang sis?
:)