once upon a time (imagine me as a queen fairy who sit in front of her citizen and there is a bonfire in front of her and she start to tell a story), ada seorang peri gadis kecil (postur ama usianya masih bisa disebut kecil) yang bisa disebut miss happy day, kenapa?, karena setiap harinya ia selalu tersenyum dan optimis menatap hidup, walaupun kadang ia kecewa dan marah akan kehidupannya yang terkadang menyakitinya.
suatu hari, gurunya berkata bahwa ia akan merekomendasikan that miss happy day to go to Japonia, well, that miss happy day (or we can call her aethelwine that meant friend of elf) very happy, because it was her dream to go to foreign country and visit her favorite kingdom, Japonia.
but, dia bersikap seolah dia tidak berminat, kenapa?, karena dia belajar dari pengalamannya, jangan terlalu excited dengan sesuatu, karena terkadang apa yang ia perkirakan selalu terjadi diakhir (yah mungkin itu akibat dia terlalu pesimis).
minggu-minggu pertama, aethelwine tidak memikirkan bahkan lupa bahwa ia mendapat tawaran tersebut.
sampai suatu saat, gurunya berkata kamu masih boleh optimis sampai bulan purnama naik dibulan ini, tapi saad bulan purnama telah turun dari singgasananya, saad serenity kembali tidur dari tangisannya yang panjang untuk yang dikasihinya endymion, saad itulah kau berhenti berharap akan kedatangan meru-meru sang pembawa pesan.
7 hari sebelum kemunculan sang purnama dan kembali tidurnya serenity, aethelwine berharap setiap harinya, berdoa di setiap langkah kakinya, berharap ketika ia pulang dari Academi Sihir, maru-maru dengan setia menunggunya untuk menyampaikan berita bahagia baginya.
aethelwine terus berdoa dan beroptimis, karena minggu sebelumnya, ia mengalami minggu kelabu, puncaknya saad ia gagal mengikuti ujian sihir karena kurang 19 putaran warna.
satu hari menjelang naiknya sang purnama ke singgasananya, aethelwine masih beroptimis, tapi sayangnya putaran takdirnya berkata lain.
ia harus tinggal selama musim panas di rumahnya, tidak akan pergi kemana-mana. meskipun hatinya meringis, aethelwine masih tetap berharap, berharap ada kesalahan sehingga meru-meru terlambat datang.
akhirnya peri musim panas keluar menuju dunia, membawa kebahagiaan disetiap panasnya matahari.
tapi hari itu cukup menyedihkan untuk aethelwine, karena hari itu serenity turun dari singgasananya alias bulan purnama telah lewat.
akhirnya aethelwine benar-benar melupakan masalah tersebut saat pembagian pelangi untuk akhir pelajaran dan libur dari academi sihir (karena jika ia mendapatkan tiket emas tersebut, ia akan pergi saad libur tlah tiba).
tetapi, aethelwine telah belajar dari pengalamannya selama minggu kelabu, bahwa "1 kepercayaan tidak cukup kuad untuk merealisasikan indah pada saadnya, dibutuhkan ribuan kepercayaan dan usaha".
xxxChuu original by ra~ccon
0 komentar:
Posting Komentar
Hoya ^^ terima kasih telah berkunjung.
Kurang berkenan ? silahkan berkritik.
Kurang greget ? saran akan selalu diterima :)
Komentar yang masuk saya moderasi, jadi tidak langsung muncul di kotak komentar :)