Seorang teman pernah bertanya :
O : Eh Ti, elu ngapain aja sih kalau dirumah ? main keluar gitu sekali-kali
S : Maennya gw ama maennya elu kan beda
O : Gaul Ti, maen gitu kemana kek
S : Yah kadang gw males ketemu banyak orang
Salah satu alasan kenapa gw suka baca dan gg suka maen adalah karena terkadang gw pikir berhubungan dengan makhluk yang bernama manusia terasa sangat melelahkan. Untuk menghindari konflik harus selalu ada yang mengalah, dari mulai mengalah untuk menahan amarah, untuk tersenyum, untuk meminta maaf, untuk tidak egois dan masih banyak lagi. Sebenarnya dalam bersosialisasi gw belajar banyak hal dan gw karena masih manusia sesuai dengan hukum manusia adalah makhluk sosial, butuh bersosialisasi juga, saat sudah terlalu lama mengasingkan diri, gw butuh orang untuk diajak berbicara.
Salah satu hal yang bisa menjadi konflik adalah perihal mendengarkan dan didengarkan, suatu waktu gw pernah membuka sebuah pertemuan :
S : Ada yang pernah bertanya kenapa Tuhan menciptakan dua telinga dan satu mulut yang letaknya saling berjauhan ?
O : hmm ... apa tuh Ti ?
S : Karena kita tak bisa mendengar sambil didengarkan secara sekaligus, harus bergantian. Kalau ingin didengar maka dengarkan dengan baik terlebih dahulu.
Dan ternyata hal tersebut susah banget, bagaimana gw belajar mendengarkan dengan fokus, terkadang ada aja setan gitu yang ngegoda "Udah, gg usah didengerin, gg penting tau!" seolah harga diri gw tergelitik dengan usaha gw untuk mendengarkan orang lain. Tapi dengan berpegang teguh pada alasan suatu hari nanti gw ingin didengar oleh dunia maka hari ini gw harus mendengarkan dunia terlebih dahulu soal belajar mendengarkan menjadi lebih ringan seiring dengan berjalannya waktu dan pengalaman. Ternyata mendengarkan itu tidak buruk, terkadang gw bisa mendapat ilmu baru, belajar untuk bersosialisasi dengan baik dan sesuai kata pepatah, jika ingin dihargai, maka hargai dulu orang lain, well memang terbukti.
Meskipun sosialisasi terkadang terasa melelahkan tapi gg bisa dipungkiri sih gw belajar dan berpikir dari proses tersebut. Selain itu, kenangan-kenangan di otak gw juga, baik yang indah maupun yang ada di recycle bin, adalah hasil gw bersosialisasi..
xxxChuu original by ra~ccon.
Perihal dua telinga dan satu mulut, temenmu kurang tepat.
BalasHapusLebih tepat begini:
"Dengan dua telinga dan satu mulut, kita dituntut untuk lebih banyak mendengarkan ketimbang bicara." ^_^
yes, that's right, saya lupa mencantumkan itu, perasaan udah dicantumin pas dibaca ulang ternyata gg. bedewei, itu yang ngomong saya :D
BalasHapusEh iya siapapun lah itu yang ngomong. :D
BalasHapusasal jangan berpikiran : kita diciptakan dengan dua cuping telinga kiri dan kanan.. masuk kuping kiri, keluar kuping kanan. hahaha..
BalasHapusoh, kalo gitu buka aja biro konsultasi! siapa tau laku.. #plaaak
@ Bang Asop : yah oke deh
BalasHapus@ Bang Gaphe : hhohho jangan buka kartu gitu dong Bang, hhehhe amien lah