Queue While Giving or Giving While Queue

Well, ada dua kejadian yang menarik perhatian gw di ATM, what's that ?, let's check it out,

1. Mengantri 

Entah kenapa setiap gw ke ATM pasti ada aja kejadian tentang mengantri ini. satu waktu ada yang menyerobot, di waktu yang lain, bentuk antriannya gg beraturan. Apa sih susahnya mengantri, toh nanti juga pasti kebagian gilirannya, uangnya juga gg mungkin habis dan kalaupun habis pasti cuma nunggu sebentar saat orang bank-nya mengisi kembali uang di mesin ATM. Pernah suatu kali gw menunggu teman yang sedang mengantri ATM, eh tiba-tiba dengan enaknya ada orang yang baru datang langsung masuk ke ATM yang kosong tanpa mengantri dan kita pun menggerutu ;

G : Damn it, Indonesian

*silence*

T : Yah and we're Indonesian too *grin and looking at me*

Gw pernah melihat kartu yang mendeskripsikan perbedaan orang barat dengan orang timur, salah satunya dari budaya mengantri, di kartu tersebut digambarkan kalau orang barat menjunjung tinggi mengantri sedangkan orang timur malah bergerombol yah jadinya susah kan.

Kita juga agak senang melanggar peraturan, bahkan sampai ada pepatah, peraturan dibuat untuk dilanggar, waduh ekstrim kan. Ceritanya tempat ATM dipindah jadi ke tempat yang lebih besar. Di pintu sudah ditulis kalau mengantri-nya di luar pintu saja, mungkin karena alasan keamanan dan privasi, tapi gg tau pengumumannya yang kekecilan atau emang diletakan di tempat yang kurang mencolok, masih banyak aja yang antri didalem, emang kenapa sih kalau antri diluar ? toh sama-sama mengantri dan sama-sama kebagian untuk mengambil uang.

 

2. Sumbangan

Entah sejak kapan, gw mulai menyadari kalau hampir di setiap ATM pasti ada mas-mas atau bapak-bapak yang berdiri di samping pintu memberikan amplop untuk diisi uang sumbangan. Pertama gw kira ini mahasiswa, soalnya penampilannya rapi gitu deh dan pas nyerahin amplop, gw sempet mikir, "eh apaan nih?" eh taunya buat diisi sumbangan.

Sebagian diri gw pun bersuudzon, ini bantuannya beneran kagak atau beneran disalurin gg sih, soalnya hampir setiap gw ke ATM pasti gw disodorin ni amplop. Terkadang suka bimbang, ngasih jangan ya ?, soalnya kalau memang tidak disalurkan dan dijadikan pekerjaan berarti gw mendorong mereka untuk malas soalnya mas atau bapak-bapaknya masih muda dan sehat. Ditambah gw pernah berkunjung ke sebuah panti asuhan, disana si kepala yayasan bercerita kalau panti asuhan tuh mendapat subsidi dari pemerintah dan untuk tambahan lainnya mereka punya usaha sendiri.

Soal memberi ini, beberapa tahun yang lalu, gw menonton mama dan ayah yang berdebat, mama gw berpendapat pilih-pilih kalau memberi, maksudnya yang muda dan sehat sebaiknya tidak, takutnya disalahgunakan karena kita seolah mendukung kemalasannya, kalau masih muda dan kuat kan banyak pekerjaan atau ya kalau kreatif bisa berwirausaha. Sedangkan ayah gw berpendapat yang penting niat dari kitanya adalah sedekah, soal nanti apa yang kita beri disalahgunakan atau memang dijadikan sebuah pekerjaan, toh Allah mencatat niat kita yang mencoba ikhlas memberi. Dan gw menyimpulkan, yah kalau berlebih sekali-kali bolehlah memberi dengan niat bersedekah tapi kalau dilihat dari fisik masih muda, sehat dan kuat, hmmm bingung juga deh hhahhahha.

See, ternyata banyak sekali masalah sosial yang terjadi disekitar kita yang terkadang bersifat dilematis. Kita sebagai generasi muda pendobrak harus mulai belajar menanamkan etika sosial sebagai sebuah kebiasaan sehingga nanti dengan sendirinya akan tertanam di masyarakat banyak.

Mari banyak belajar dan menuntut ilmu baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat. So kita mempunyai sifat dan mental yang mulia. Dan kita bisa membuat lapangan pekerjaan baru sehingga mengurangi pengangguran dan yah memberi bantuan ke yayasan-yayasan agar tidak ada lagi tenaga muda yang menjadi peminta sumbangan.

xxxChuu original by ra~ccon

PS : Seperti biasa, judul postingan adalah kalimat yang pertama terlintas di otak gw hhohho.